DEMO BBM
Belum lama ini kita masyarakat Indonesia
dikejutkan dengan adanya rencana kenaikkan BBM (Bahan Bakar Minyak) oleh
pemerintah. Sentak para masyarakat resah dengan rencana kenaikkan ini. Buruh
dan mahasiswa pun turun tangan dengan menggelar aksi demo di jalan, bukan hanya
di Jakarta dikota kota lain pun juga melakukan hal serupa dengan melibatkan
banyak mahasiswa. Demo pun berlangsung beberapa hari dan para mahasiswa
khususnya mengancam akan terus menggelar demo sampai adanya kepastian bahwa harga
BBM tidak akan di naikkan. Namum sangat di sayangkan, demo yang seharusnya
berjalan dengan damai malah berubah menjadi anarkis dengan merusak fasilitas
umum, penutupan jalan tol dll.
Sebagai seorang mahasiswa seharusnya
dapat menyalurkan aspirasi dengan cara damai
dan tertib tanpa merusak ataupun anarkis. Mahasiswa yang di kenal
sebagai seorang yang berintektual
seharusnya tidak melakukan hal hal yang dapat mencontreng citra mhasiswa
dikalangan masyarakat.
Timbul pertanyaan, apakah mahasiswa yang
berdemo menyuarakan aspirasi harus bertingkah laku seperti preman, agar
aspirasi dapat di dengar ? saya pun seorang mahasiswa yang walaupun tidak turun langsung
menyuarakan aspirasi kurang setuju dengan cara merekan menyuarakan aspirasi
dengan cara yang kurang baik.
Jangan sampai mahasiswa yang di juluki
sebagai kaum muda berintektual berubah pandangan menjadi kaum mudayang
berpremanisme. Jangan pula banyak menyalahkan polisi, apabila pada akhirnya
mereka bernuat tegas kepada kawan kawan mahasiswa. Mayarakat pun juga di buat resah dengan
adanya tindkan kurang tertib, entah itu dari mahasiswa yang anarkis ataupun dai
pihak polisi yang bertindk tegas untuk mengamankan. Yang patut di ingat adalah, kalian berdemo
untuk membela, mengaspiraskan agar BBM
tidak naik atas nama kepentingan rakyat…. Justru yang terjadi di lapangan
adalah masyarakat yang katanya kalian bela haknya malah merasa sebaliknya
merekan bukan merasa di bela melainkan merasa terancam, resah dan takut.
Ada beberapa kerugian yang di akibatkan
dari demo mahasiswa kemarin di Jakarta khususnya. Penutupan ajalan tol oleh
mahasiswa selama 8 jam mengakibatkan jasa marga rugi sebesar ± I.5 M, perbaikan
tembok DPR yang di robohkan juga memerlukan biaya ± 4 M. Info tersebut saya
dapat dari berita yang berkembang di televisi.
Ada baiknya dalam kaitannya manyuarakan
aspirasi, hendaknya dapat kita lakukan dengan damai, jangan membuat pihak pihak
lain merasa di rugikan dengan adanya demo seperti kemarin itu. Berfikir lebih
jernih lagi, sesungguhnya bangsa ini memerlukan para pemuda yang bisa membawa
negara ini lebih baik kedepannya, bukan para pemuda yang anarkis berjiwa
preman.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar